PENDAHULUAN
Kita
menyadari sepenuhnya bahwa peran dalam kepemimpinan menuntut pikiran dan tenaga
sehingga memerlukan suatu tingkat setamina tubuh dan pemanfaatan otak dengan
alat pikiran yang dapat menjadi kekuatan sikap dan perilaku yang positip dalam
mempengaruhi orang lain.
Oleh karena
itu untuk mengimbangi kebutuhan diatas, maka pengusaha yang memiliki kebiasaan
yang produktif mampu untuk menjaga kesehatan lahir bathin dalam membentuk badan
dan pikiran menjadi alat untuk mencapai keputusan-keputusan strategik pribadi,
kelompok dan organisasi.
Kuncinya
dalam membangun kebiasaan yang produktif adalah adanya satu keinginan untuk
belajar dalam usaha mengintergrasikan keseluruhan sifat lahir dan bathin serta
budaya agar keperibadian pengusaha dengan mental yang kuat menjadi satu pola
berbentuk kebiasaan. Tentu saja ini kelihatan sulit dikerjakan namun itulah
harus dikerjakan setiap orang kalau ia ingin berhasil ke puncak yang lebih
tinggi.
Membangun
satu kebiasaan sebagai pola untuk melakukan tanggapan atas situasi tertentu
yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang
untuk hal yang sama merupakan usaha-usaha yang harus dilakukan dengan belajar
secara berkesinambungan. Jadi dengan kebiasaan yang terpola itu bagi seorang
usahawan akan selalu beranggapan bahwa satu keberhasilan berarti hal produktif
di dunia ini dengan memiliki gagasan / ide dan wawasan yang dapat diterapkan
dengan mengubahnya secara positif.
Untuk
menjadi usahawan yang mampu menggerakkan pikiran kedalam agar menjadi
profesionalisme, kreatif dan proaktif bukanlah dari suatu perbuatan melainkan
terbentuk dari kebiasaan-kebiasan yang produktif karena dengan kebiasaan
sebagai faktor penggerak utama di dalam hidup ini maka ia akan menuntun ke arah
konsisten sehingga merupakan pola yang tidak disadari.
MEMAHAMI
UNSUR KATA KEBIASAAN MENJADI BERMAKNA
Bila kita
renungkan kata kebiasaan yang akan menuntun kedalam satu pola perubahan atas
sikap dan perilaku, itu berarti kita berusaha agar kemampuan berpikir selalu
positip memandang satu situasi menjadi masalah. Proses keputusan yang diambil
dalam memecahkan masalah tersebut ditentukan oleh terbentuknya satu kebiasaan
yang produktif.
Bertitik
tolak dari pikiran diatas, maka perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa ada
unsur huruf yang saling memiliki sifat ketergantung satu sama lain dalam kata
kebiasaan itu yang perlu kita ungkapkan disini yaitu :
Huruf (K)
menjadi Kerja ;
Huruf (E)
menjadi Efektif Dan Efisien ;
Huruf (B)
menjadi Bermutu ;
Huruf
(I) menjadi Inisiatif ;
Huruf (A)
menjadi Aktualisasi ;
Huruf (S)
menjadi Semangat ;
Huruf (A)
menjadi Aturan ;
Huruf (A)
menjadi Analisa ;
Huruf (N)
menjadi Niat.
Pengertian
kata tersebut dapat diungkapkan sebagai berikut :
KERJA adalah
suatu konsepsi luas yang menghubungkan seseorang dengan alat-alatnya dan
dengan orang-orang lain yang melakukan kegiatan serupa.
EFEKTIF
adalah usaha atau tindakan yang berhasil dengan berdaya guna.
EFESIEN
adalah tepat untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak
membuang-buang sumber daya yang dipergunakan)
BERMUTU
adalah kualitas dari kerja yang mempunyai nilai yang tinggi.
INISIATIF
adalah prakarsa yang melakukan usaha atau tindakan.
AKTUALISASI
adalah kegiatan atau usaha yang telah dilaksanakan.
SEMANGAT
adalah kekuatan sebagai daya dorong untuk memotivasi.
ATURAN
adalah cara (ketentuan, patokan, petunjuk, perintah) yang telah ditetapkan
untuk dituruti.
ANALISA
adalah proses akal yang memecahkan masalah kedalam bagian-bagiannya menurut
metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip
dasarnya.
NIAT adalah
kehendak (keinginan di hati) akan melakukan sesuatu.
Dengan
menyatukan huruf menjadi kata yang bermakna, yang kita sebut dengan KEBIASAAN
adalah melaksanakan KERJA secara EFEKTIF dan EFESIEN serta BERMUTU yang harus
dilakukan oleh setiap orang dalam mengambil INISIATIF untuk di AKTUALISASIKAN
kedalam kemampuan sebagai SEMANGAT sesuai dengan ATURAN dengan membuat ANALISA
dalam mewujudkan apa yang
di NIAT-kan.
Dengan
pemahaman kata tersebut maka kebiasaan menjadi satu sarana untuk mempengaruhi
agar menjadi pola pikir dalam bersikap dan berperilaku atas setiap tindakan
oleh individu dan atau kelompok.
WUJUD KATA
KEBIASAN MENJADI BERMAKNA
Untuk
mnumbuh kembangkan kebiasaan-kebiasaan kedalam pola pikir yang konsisten dan
terarah diperlukan pemahaman yang mendalam dari setiap unsur kata tersebut
diatas kedalam pemahaman individu, kelompok dan organisasi.
Dalam
pemahaman indivudu akan mencakup tiga kata yaitu KERJA, EFISIENSI &
EFEKTIEF dan BERMUTU sebagai atap bangunan.
Dalam
pemahaman kelompok akan mencakup tiga kata yaitu INISIATIF, AKTUALISASI dan
SEMANGAT sebagai penopang atap bangunan.
Dalam
pemahaman organisasi akan mencakup tiga kata yaitu ATURAN, ANALIS dan PROSES
sebagai pondasi dari bangunan.
Wujud dari
bagunan yang beratapkan dengan kerja, efektif dan efisien dan bermutu hanya
mampu oleh setiap individu yang memiliki kekuatan dalam berpikir dengan
memiliki ilmu pengetahuan yang diperoleh sebagai bahan pemikiran dari informasi
dalam kerangka mencari jawaban atas pertanyaan WHAT TO DO dan WHY TO DO IT.
Sedangkan
yang menjadi penopang atap bangunan yang kokoh dan kuat dengan inisiatif,
aktualisasi dan semangat sebagai individu dalam kelompok haruslah memiliki
keterampilan-keterampilan yang diperoleh baik dari pengalaman sendiri maupun
orang lain untuk memikirkan jawaban terkait dengan pertanyaan HOW TO DO IT.
Lain halnya
dengan pondasi sebagai landasan tegaknya penopang dan atap sehingga berbentuk
bangunan yang utuh dari pelaksanaan aturan, analisa dan niat diperlukan dalam
organisasi sebagai penggerak yang akan menyatakan dalam pertanyaan WHEN TO DO
IT.
Jadi untuk
membangun kebiasaan yang produktif menjadi satu kenyataan diperlukan adanya
kemampuan berpikir untuk mewujudkan kebiasaan yang harus diasah secara
berkelanjutan dengan pengusaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan keinginan
hati yang akan menuntun kekuatan-kekuatan bersikap dan berperilaku yang
terpola. Dengan kebiasaan itu pula seorang usahawan mampu berperan sebagai CEO
yang memiliki kepemimpinan untuk menggerakkan orang-orang yang berada
disekitarnya dalam menjawab tantangan dalam merebut peluang-peluang yang
terbuka lebar adanya.
Oleh karena
itu, pola pikir yang termotivasi dari kebiasaan yang produktif berarti akan
mampu memanfaatkan otak dalam mewujudkan kemampuan berpikir dalam menjawab
pertanyaan atas situasi menjadi masalah dengan cara penyelesaiannya kedalam
what to do it, why to do it, how to do it dan when to do it.
PENUTUP
Membangun
kebiasaan yang produktif akan sangat ditentukan oleh adanya usaha yang
berkepanjangan dalam hidup ini sejalan dengan arti keberadaan hidup ini masa
kini dan masa depan artinya untuk selalu mampu beradaptasi dengan perubahan
yang membutuh peningkatan atas pengetahuan, keteram-pilan dan sikap serta
perilaku.
Sejalan
dengan itu kita merenung mencari kekuatan yang mampu memotiva-si untuk
menggerakkan kemampuan berpikir melalui pemahaman unsur kata yang terkait
menjadi bermakna untuk diingat. Seperti yang kita ungkapkan dalam kerja (K),
efesien & Efektif (E), bermutu (B), inisiatif (I), aktualisasi (A),
semangat (S), aturan (A), analisa (A), niat (N). Dengan unsur kata itu kitapun
dapat merumuskan apa yang kita maksudkan kebiasaan itu seperti yang telah kita
ungkapkan.
Dengan
memahami unsur kata menjadi bermakna, kita dapat menjawab atas pertanyaan what,
why,when, where, how, dengan memanfaatkan alat pikir yang ada dalam otak yang
disebut kesadaran, kecerdasan dan akal.
Salam Blogger,