Minggu, 18 September 2011

MANUSIA DALAM MEMBANGUN KEBIASAAN YANG PRODUKTIF


PENDAHULUAN

Kita menyadari sepenuhnya bahwa peran dalam kepemimpinan menuntut pikiran dan tenaga sehingga memerlukan suatu tingkat setamina tubuh dan pemanfaatan otak dengan alat pikiran yang dapat menjadi kekuatan sikap dan perilaku yang positip dalam mempengaruhi orang lain.
Oleh karena itu untuk mengimbangi kebutuhan diatas, maka pengusaha yang memiliki kebiasaan yang produktif mampu untuk menjaga kesehatan lahir bathin dalam membentuk badan dan pikiran menjadi alat untuk mencapai keputusan-keputusan strategik pribadi, kelompok dan organisasi.
Kuncinya dalam membangun kebiasaan yang produktif adalah adanya satu keinginan untuk belajar dalam usaha mengintergrasikan keseluruhan sifat lahir dan bathin serta budaya agar keperibadian pengusaha dengan mental yang kuat menjadi satu pola berbentuk kebiasaan. Tentu saja ini kelihatan sulit dikerjakan namun itulah harus dikerjakan setiap orang kalau ia ingin berhasil ke puncak yang lebih tinggi.
Membangun satu kebiasaan sebagai pola untuk melakukan tanggapan atas situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama merupakan usaha-usaha yang harus dilakukan dengan belajar secara berkesinambungan. Jadi dengan kebiasaan yang terpola itu bagi seorang usahawan akan selalu beranggapan bahwa satu keberhasilan berarti hal produktif di dunia ini dengan memiliki gagasan / ide dan wawasan yang dapat diterapkan dengan mengubahnya secara positif.
Untuk menjadi usahawan yang mampu menggerakkan pikiran kedalam agar menjadi profesionalisme, kreatif dan proaktif bukanlah dari suatu perbuatan melainkan terbentuk dari kebiasaan-kebiasan yang produktif karena dengan kebiasaan sebagai faktor penggerak utama di dalam hidup ini maka ia akan menuntun ke arah konsisten sehingga merupakan pola yang tidak disadari.

MEMAHAMI UNSUR KATA KEBIASAAN MENJADI BERMAKNA

Bila kita renungkan kata kebiasaan yang akan menuntun kedalam satu pola perubahan atas sikap dan perilaku, itu berarti kita berusaha agar kemampuan berpikir selalu positip memandang satu situasi menjadi masalah. Proses keputusan yang diambil dalam memecahkan masalah tersebut ditentukan oleh terbentuknya satu kebiasaan yang produktif.
Bertitik tolak dari pikiran diatas, maka perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa ada unsur huruf yang saling memiliki sifat ketergantung satu sama lain dalam kata kebiasaan itu yang perlu kita ungkapkan disini yaitu :
Huruf (K) menjadi Kerja ;
Huruf (E) menjadi Efektif Dan Efisien ;
Huruf (B) menjadi Bermutu ;
Huruf (I)  menjadi Inisiatif ;
Huruf (A) menjadi Aktualisasi ;
Huruf (S) menjadi Semangat ;
Huruf (A) menjadi Aturan ;
Huruf (A) menjadi Analisa ;
Huruf (N) menjadi Niat.
Pengertian kata tersebut dapat diungkapkan sebagai berikut :
KERJA adalah suatu konsepsi luas yang menghubungkan seseorang dengan alat-alatnya  dan dengan orang-orang lain yang melakukan kegiatan serupa.
EFEKTIF adalah usaha atau tindakan yang berhasil dengan berdaya guna.
EFESIEN adalah tepat untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang sumber daya yang dipergunakan)
BERMUTU adalah kualitas dari kerja yang mempunyai nilai yang tinggi.
INISIATIF adalah prakarsa yang melakukan usaha atau tindakan.
AKTUALISASI adalah kegiatan atau usaha yang telah dilaksanakan.
SEMANGAT adalah kekuatan sebagai daya dorong untuk memotivasi.
ATURAN adalah cara (ketentuan, patokan, petunjuk, perintah) yang telah ditetapkan untuk dituruti.
ANALISA adalah proses akal yang memecahkan masalah kedalam bagian-bagiannya menurut metode yang konsisten untuk mencapai  pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
NIAT adalah kehendak (keinginan di hati) akan melakukan sesuatu.
Dengan menyatukan huruf menjadi kata yang bermakna, yang kita sebut dengan KEBIASAAN adalah melaksanakan KERJA secara EFEKTIF dan EFESIEN serta BERMUTU yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam mengambil INISIATIF untuk di AKTUALISASIKAN kedalam kemampuan sebagai SEMANGAT sesuai dengan ATURAN dengan membuat ANALISA dalam mewujudkan apa yang di NIAT-kan.
Dengan pemahaman kata tersebut maka kebiasaan menjadi satu sarana untuk mempengaruhi agar menjadi pola pikir dalam bersikap dan berperilaku atas setiap tindakan oleh individu dan atau kelompok.

WUJUD KATA KEBIASAN MENJADI BERMAKNA

Untuk mnumbuh kembangkan kebiasaan-kebiasaan kedalam pola pikir yang konsisten dan terarah diperlukan pemahaman yang mendalam dari setiap unsur kata tersebut diatas kedalam pemahaman individu, kelompok dan organisasi.
Dalam pemahaman indivudu akan mencakup tiga kata yaitu KERJA, EFISIENSI & EFEKTIEF dan BERMUTU sebagai atap bangunan.
Dalam pemahaman kelompok akan mencakup tiga kata yaitu INISIATIF, AKTUALISASI dan SEMANGAT sebagai penopang atap bangunan.
Dalam pemahaman organisasi akan mencakup tiga kata yaitu ATURAN, ANALIS dan PROSES sebagai pondasi dari bangunan.
Wujud dari bagunan yang beratapkan dengan kerja, efektif dan efisien dan bermutu hanya mampu oleh setiap individu yang memiliki kekuatan dalam berpikir dengan memiliki ilmu pengetahuan yang diperoleh sebagai bahan pemikiran dari informasi dalam kerangka mencari jawaban atas pertanyaan WHAT TO DO dan WHY TO DO IT.
Sedangkan yang menjadi penopang atap bangunan yang kokoh dan kuat dengan inisiatif, aktualisasi dan semangat sebagai individu dalam kelompok haruslah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperoleh baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain untuk memikirkan jawaban terkait dengan pertanyaan HOW TO DO IT.
Lain halnya dengan pondasi sebagai landasan tegaknya penopang dan atap sehingga berbentuk bangunan yang utuh dari pelaksanaan aturan, analisa dan niat diperlukan dalam organisasi sebagai penggerak yang akan menyatakan dalam pertanyaan WHEN TO DO IT.
Jadi untuk membangun kebiasaan yang produktif menjadi satu kenyataan diperlukan adanya kemampuan berpikir untuk mewujudkan kebiasaan yang harus diasah secara berkelanjutan dengan pengusaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan keinginan hati yang akan menuntun kekuatan-kekuatan bersikap dan berperilaku yang terpola. Dengan kebiasaan itu pula seorang usahawan mampu berperan sebagai CEO yang memiliki kepemimpinan untuk menggerakkan orang-orang yang berada disekitarnya dalam menjawab tantangan dalam merebut peluang-peluang yang terbuka lebar adanya.
Oleh karena itu, pola pikir yang termotivasi dari kebiasaan yang produktif berarti akan mampu memanfaatkan otak dalam mewujudkan kemampuan berpikir dalam menjawab pertanyaan atas situasi menjadi masalah dengan cara penyelesaiannya kedalam what to do it, why to do it, how to do it dan when to do it.

PENUTUP

Membangun kebiasaan yang produktif akan sangat ditentukan oleh adanya usaha yang berkepanjangan dalam hidup ini sejalan dengan arti keberadaan hidup ini masa kini dan masa depan artinya untuk selalu mampu beradaptasi dengan perubahan yang membutuh peningkatan atas pengetahuan, keteram-pilan dan sikap serta perilaku.
Sejalan dengan itu kita merenung mencari kekuatan yang mampu memotiva-si untuk menggerakkan kemampuan berpikir melalui pemahaman unsur kata yang terkait menjadi bermakna untuk diingat. Seperti yang kita ungkapkan dalam kerja (K), efesien & Efektif (E), bermutu (B), inisiatif (I), aktualisasi (A), semangat (S), aturan (A), analisa (A), niat (N). Dengan unsur kata itu kitapun dapat merumuskan apa yang kita maksudkan kebiasaan itu seperti yang telah kita ungkapkan.
Dengan memahami unsur kata menjadi bermakna, kita dapat menjawab atas pertanyaan what, why,when, where, how, dengan memanfaatkan alat pikir yang ada dalam otak yang disebut kesadaran, kecerdasan dan akal.

Salam Blogger,
Kang-Nafi Mojokerto


http://kang-nafi.blogspot.com/